Lokarya Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Papua
28 Februari 2011 00:00:00Pada Pembukaan lokakarya pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua Gubernur BarnabasSuebu .SH pada Kesempatan tersebutmemaparkan bahwa dengan kekayaan keragaman hayatinya dan luas hutan yang masih meliputilebih dari 80% dari luas seluruh wilayahnya, dan sebagai salah satu dari kawasanhutan dunia yang masih tersisa, Papua diharapkan menjadi paru-paru dunia. Oleh karena itu hutan Papua harus dijaga agar tetap lestari demi generasi depan Papua dan kemaslahatan umatmanusia di seluruh dunia.
pentingnya peningkatan kualitas hidup seluruh rakyatsetinggi-tingginya secara adil dan merata dengan meningkatkan kualitas alam”.Pernyataan saya ini, menegaskan pentingnya alam bagi masa depan Papua, karena :
- Alam menjadi sumberutama penghidupan rakyat Papua;
- Alam menyediakankebutuhan hidup dan perlindungan dari berbagai bentuk bencana bagi puluhan ribugenerasi masyarakat Papua;
- Pembangunanberkelanjutan diwujudkan dengan melanjutkan hubungan yang baik antara manusiaPapua dengan alamnya;
- Alam menjadi dasar darisegala upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Papua;
- Kualitas alam yang baik ini akan dipelihara sedemikian sehingga dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Papua secara adil,merata, dan selama-lamanya.
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah diadopsi pada RTRW Papuayang saat ini disusun, yaitu :
- Pertumbuhan yang berjangka panjang dan merata. Mencegah boom–bust trajectory seperti yang terjadi pada perekonomiannegara yang didasarkan pada ekstraksi SDA (yang berisiko padaketergantungan yang sangat tinggi pada SDA, sektor manufaktur terbelakang,dan pertumbuhan serta tingkat kesejahteraan yang rendah).
- Memenuhi kebutuhan pembangunandari rakyat disamping mengamankan aset-aset karbon.
- Membangun ketahanan jangkapanjang untuk menghadapi pengaruh perubahan iklim dan bencana alam
Papua memiliki cadangan karbon yang sangat signifikan,yaitu sekitar 3,6 Giga Ton yang tersimpan di dalam gambut. Pembakaran gambut,bila dikonversi menjadi kebun kelapa sawit misalnya, akan menghabiskan gambutsecara langsung, dan setelah itu penguraian gambut menjadi CO2 dan CH4mengakibatkan penyusutan gambut dan stok karbon. Secara nasional degradasi gambut dapat berkontribusisampai dengan 20% emisi Indonesia.
Gubernur mengharapkan agar lokakaryaini mampu mewujudkan kesadaran bersama bagaimana mereorientasi tujuanpembangunan kita,dalam upaya perwujudan pembangunan berkelanjutandi Papua, dimana:
1. Seluruh orang Papuadan penduduk Papua menikmatipendidikan, kesehatan, gizi, harapan hidup dan kehidupan yang bermutu;
2. Seluruh orang Papuadan penduduk Papua terlibat dalamproses pembanguan, dan mampu membuat keputusan-keputusan yang bijaksana danberdasarkan pada informasi yang benar tentang bagaimana lahan dan sumberdayaalam yang mereka miliki itu harus dikelola;
3. Pembangunanberlangsung secara adil dan merata, yangmemberikan kesempatan kepada semua orang Papua untuk menikmati manfaat-manfaatyang diperoleh dari tanah dan kekayaan alam mereka secara berkelanjutan;
4. Kehidupan yangdibangun di atas perekonomian lokalPapua yang bergairah dan berkembang dari ekonomi berbasis ekstraksi sumberdayaprimer ke arah industri sekunder dan tersier yang berfokus pada pertambahannilai dengan dampak/jejak ekologis sekecil mungkin;
5. Semua orang Papua mampu untuk menaikianak-anak tangga pembangunan dengan kecepatan mereka sendiri, yangakhirnya mencapai ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi maju.
6. Kehidupan yangdibangun di atas dasar modal sosialyang kuat, termasuk di dalamnya nilai-nilai adat dan daya lekat sosial yangerat.
Lokakarya tersebut berlangsung dengan di ikuti seluruh SKPD di lingkungan PemerintahProvinsi Papua, para kepala Bapeda Kabupaten yang di pimpin oleh Fasilitatordari Kedutaan Inggris (Riwan Triono)